Cerita Inspirasiku,
disebuah kota kecil tedapat sebuah kios kecil penjual bakmi. Suasana
disekitar cukup ramai,banyak orang hilir mudik dan tak jarang yang
mampir ke kedai bakmi Pa Ata, Ya nama nya bakmi Pa Ata, walau
kedainya kecil namun tertata rapi dan nyaman untuk menikmati bakmi
panas buatannya.
Suatu hari yang cerah,
suasan hilir mudik orang yang berbelanja tiba-tiba tertuju kepada
seorang anak. belia skitar 8-9 tahunan. Dia berbaju kucel,
berkeringat ,nafas nya terengah-engah menahan sakit dan malu sambil
memegan sebotol obat. Semua orang yang hilir mudik terdiam sejenak
“menonton” anak yang sedang di hakimi wanita paruh baya karena
tertangkap basah mencuri sebotol obat untuk ibu nya yang sakit.
Kejadian ini terjadi persis depan kedai bakmin Pa Ata, dengan sigap
Pa Ata segera melerai wanita tersebut
“sudahlah obat ini biar
saya yang bayar” bisik Pa Ata kepada wanita separuh baya penjual
obat. Karena sudah menjadi kebiasan Pa Ata memberikan bakmi, beliau
pun membungkuskan bakmi dan obat dan memberikan kepada si anak
tersebut.
“Ambilah, dan jangan
sekali-kali lagi mencuri. Anggap ini pembelajaran buat kamu” sambil
menyodorkan kantong pelastik kecil berisi obat dan bakmi panas.
Si anak meneteskan air
mata dan menatap tajam tanpa kata-kata
Sambil tersenyum dan
membelai anak tersebut Pa, Ata berkata “Ambilah..”
sambil menyambar
bungkusan tersebut, anak itu berlari secepat keilat tanpa sepatah
kata apapun.
Belasan tahun berlalu,
kedai bakmi Pa Ata seperti biasa ramai oleh pengunjung. Ketika sedang
melayani pelanggan nya tiba-tiba Pa Ata terjatuh, dengan panik anak
simatawayang nya mengendong ke rumah sakit.
Berjam-jam ditangani oleh
rumah sakit baru lah keluar seorang perawat
“Bapak anda harus
segera dioperasi karena penyakit jantung nya” sambil menyodorkan
berkas-berkas untuk ditanda tangani keluarga pasien.
Dengan panik, si anak
menandatangani agar bapak nya segera di tangani.
Singkat cerita operasi
pun berhasil, tpi mereka sangat kebingungan untuk masalah biaya nya
yang mencapai puluhan juta, karena dengan penghasilan dari jual bakmi
nya saja tentu tidak cukup. Dengan berat hati dijual lah kedai bakmi
yang menjadi sumber pengasilan nya.
Setelah berhari-hari Pa
Ata diperboleh kan pulang, perasaan senang dan binggung bercampur
dari mana bisa menutup biaya rumah sakit yang mencapai puluhan juta
tersebut sedang kan kedai nya masih belum laku-laku juga.
“Selamat ya pa, bapak
sudah sehat.. dan hari ini sudah boleh pulang. Ini struk
adminstrasinya” ujar perawat kepada Pa Ata dan anak nya.
Antara bingung, haru dan
senang perlahan di baca total tagihan mencapai 20 juta lebih, dan
tertulis
“Dibayar lunas oleh
bungkus bakmi dan obat yang anda berikan belasan tahun yang lalu,
karena berkata anda ibu saya tertolong.
Salam, Dr yang menangani
anda”.
– menanam kebaikan
walau sekecil apapuan tidak akan mati ditelan usia –
Comments